Alasan Kenapa Pacaran Disaat Remaja Itu Tidak Penting
Assalamu’alaikum wr.wb ..
Ogenki Desuka Minna .?
JONES, “Jomblo Ngenes”. Minna pasti sering mendengar lelucon tersebut. Baik didunia nyata maupun didunia maya, ntah kenapa banyak orang yang menjadikan jomblo sebagai bahan lelucon. Seolah-olah seorang jomblo adalah orang yang hidupnya tidak berbahagia sama sekali. Jujur saja, saya merasa bosan bahkan muak dengan lelucon seperti ini. Muak sebenarnya bukan karena iri atau sebagainya, tetapi saya merasa terjadi konspirasi pencucian otak anak bangsa dengan paham “semua jomblo itu pasti ngenes” agar mereka yang jomblo merasa terbebani dengan statusnya.
Assalamu’alaikum wr.wb ..
Ogenki Desuka Minna .?
JONES, “Jomblo Ngenes”. Minna pasti sering mendengar lelucon tersebut. Baik didunia nyata maupun didunia maya, ntah kenapa banyak orang yang menjadikan jomblo sebagai bahan lelucon. Seolah-olah seorang jomblo adalah orang yang hidupnya tidak berbahagia sama sekali. Jujur saja, saya merasa bosan bahkan muak dengan lelucon seperti ini. Muak sebenarnya bukan karena iri atau sebagainya, tetapi saya merasa terjadi konspirasi pencucian otak anak bangsa dengan paham “semua jomblo itu pasti ngenes” agar mereka yang jomblo merasa terbebani dengan statusnya.
Akibat dari pencucian otak ini, minna tau sendirikan banyak bocah atau remaja SD, SMP, SMA yang diberitakan di berbagai media melakukan tindakan layaknya pasangan suami istri. Bahkan pasangan remaja tersebut melakukan tindakan asusila ditempat-tempat umum. Dan yang lebih hebatnya lagi, ketika seorang yang mereka katakan sok alim menasehati dan menyalahkan mereka yang ikut-ikutan melakukan tindakan pencucian otak tersebut, mereka beralibi bahwa remaja itu saja yang salah, pacarannya tidak benar, tidak dewasa, dan alibi lainnya. Ingat mereka itu masih remaja, terkadang mereka lebih memikirkan kesenangan sesaat daripada memikirkan akibatnya dikemudian hari.
Pacaran |
Dimulai dari kehidupan saat masa SMA, dalam kehidupan nyatapun, disaat berkumpul dengan teman-teman yang bisa dikatakan sudah ahli dalam berpacaran, baik itu laki-laki maupun perempuan, saya sudah bosan dengan pertanyaan yang demikian.
“Jadi sudah punya pacar.?” Kriteria seperti apa yang kau suka .? mau dibantu carikan .? masa dari dulu tidak pernah pacaran, saya punya teman yang berjilbab, kalau mau nanti saya comblangin, dan pertanyaan atau nasehat lain-lain yang pada akhirnya seakan akan mereka yang berpacaran derajatnya lebih tinggi daripada yang tidak berpacaran.
Terkadang saya mencoba membela diri, saya merasa pacaran itu tidak penting, buang-buang waktu, uang dan jadi pemikiran toh pada akhirnya banyak yang pacaran dan kemudian hanya menjadi mantan. Apalagi yang sok mau jodoh-jodohkan sambil membawa kata-kata wanita berjilbab. Menurut saya wanita berjilbab bukan untuk dipacari apalagi sampai dijadikan mantan. Disini saya tidak bermaksud untuk menggurui ya, Lagian kalau dia berjilbab, pasti tau donk bahwa tidak ada satupun ajaran dalam agama Islam yang menganjurkan untuk berpacaran. Namun disetiap pembelaan yang saya lakukan tetap saja ada jawaban dan nasehat tertentu dari orang-orang yang sok puitis, PACARAN ITU dan JIKA SAYA KATAKAN..
Pacaran itu buang-buang waktu, uang dan jadi pemikiran, toh unjung-ujungnya cuman jadi Mantan.
Mereka menganggap disitulah seninya pacaran, tidak ada yang dirugikan seperti point yang saya paparkan diatas, pacaran saat remaja itu anggap saja sebagai latihan agar kita tidak pusing ketika dihadapkan dengan masalah-masalah pacaran yang sesungguhnya. Mantan itu tidak jadi masalah, seperti itulah jodoh, terkadang Tuhan mempertemukan kita dengan orang yang salah dulu sebelum menemukan orang-orang yang benar-benar mencintai kita. Hadeh bangga amat jadi mantan, pakai bawa bawa nama Tuhan segala.
Selain itu juga pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan”
Emang kalau mau pacaran yang sesungguhnya (mungkin maksudnya tahap ke jenjang pernikahan) harus latihan dulu ya .? eh maksud saya, harus ada yang dikorbanin jadi mantan dulu ya .? kan kalau tidak cocok bisa cari lagi sampai menemukan yang cocok. Sampai kapan kalian belajar sambil melukai hati orang lain .? tidak heran remaja sekarang lebih sering galau dan sakit hati dan pada akhirnya hanya meresahkan masyarakat dunia maya dengan updatean status suasana hatinya yang memenuhi beranda. Hahaha
Itu realita yang terjadi sekarang loh, okelah mungkin pemikiran saya salah karena melihat dari satu sisi saja, mungkin yang kalian maksud sebenarnya yaitu tidak ada satupun orang yang berniat pacaran kemudian jadi mantan, setiap orang yang berpacaran pasti menginginkan untuk melanjutkan ke jenjang yang selanjutnya, namun karena belum jodoh saja sehingga kandas ditengah jalan.
Sugooiii, remaja sekarang sudah dapat berpikiran kedepan soal hubungan mereka, sudah mempunyai angan-angan tinggi agar bisa lanjut kejenjang yang berikutnya. Sebelum saya beri standing applause, saya mau bertanya dulu, sebelum pacaran sudah meminta izin dengan bokap nyokap doi kaga .? jangan-jangan pacarannya masih sembunyi-sembunyi .? lah kalau masih sembunyi-sembunyi gimana mau menatap masa depan .? terus kalau hubungannya bermasalah berani curhat ga sama orangtua doi .? atau langsung main putus saja .?
Ingat pacaran itu bukan cuma antara KAMU dan AKU saja. Dunia ini bukan milik orang yang berpacaran saja karena ketika kamu pacaran, maka kamu akan berhadapan dan mempengaruhi “AKU + KAMU + KELUARGA KITA + TUHAN KITA + LINGKUNGAN KITA + PENDIDIKAN KITA + MASA DEPAN KITA. So, pikir-pikir lagi deh kalau niatnya untuk menatap masa depan. Cekrek
Tanyakan sama diri, siapkah jika aku berinteraksi dengan keluarga besar pacarku? Siapkah aku membawa pacarku semakin kenal Tuhan? Siapkah aku bersikap yang benar dilingkungan? Siapkah aku untuk membatasi diri untuk kesuksesan pendidikan pacarku dan diriku sendiri? Siapkah aku bertanggungjawab atas masa depanku?
Okelah saya mengalah lagi, anggap saja kalian sudah siap dengan yang saya paparkan diatas, namun bagaimana dengan masalah keuangan .? uang jajan sekolah saja masih dibiayai orangtua, emang sih tidak ada masalah dengan uang jajan dari orangtua kemudian dipakai untuk pacaran, toh itu hasil uang jajan tabungan sendiri, asalkan jangan sampai meminta uang tambahan pacaran dengan alibi lainnya ya. bolehlah kalau pacarannya bisa sampai kejenjang yang berikutnya, namun gimana kalau kandas ditengah jalan .? bukannya cuman buang-buang uang dan waktu saja .?
Ingat juga tidak sedikit remaja yang pendidikan dan cita-citanya berantakan gara-gara tidak bisa bertanggung jawab terhadap waktu, dana dan tenaganya karena dia habiskan untuk berpacaran.
Jujur saja saya tidak terlalu banyak mempersalahkan untung ruginya kalian berpacaran seperti point yang saya paparkan diatas, namun yang sangat saya sayangkan adalah status MANTAN. Mungkin ada beberapa remaja yang pacaran positif, tidak pernah ada kontak fisik sama sekali, sentuhan tangan saja terasa berat bagi mereka, minimal jika seandainya hubungan mereka kandas ditengah jalan, terjadi perubahan kearah yang lebih baik diantara keduanya, contohnya saja si doi yang tadinya masih jauh dari Tuhannya, jadi lebih dekat dengan Tuhannya karena mantannya pernah mengajarkan hal-hal yang baik, dan lain-lain.
Namun, sangat langka menemukan mantan yang demikan, kebanyakan justru dirugikan, saat mereka berpacaran justru lebih banyak melakukan hal-hal maksiat, maaf bukan sekedar rahasia lagi, khususnya perempuan yang sangat saya sedihkan, saya pernah baca survey BKKBN (lupa tahun berapa) 51% gadis Jabodetabek sudah tidak perawan lagi, dan 80% remaja Indonesia yang sudah tidak perawan lagi.
Ingat kawan, ada begitu banyak tipu daya pacaran, mereka menjanjikan ingin setia hanya sebagai cara agar kalian menerimanya sebagai kekasih, namun yang sebenarnya hanya untuk memuluskan niat busuk mereka untuk memuaskan nafsunya. Mereka pura-pura berbuat baik, jujur, selalu ada, polos, dan lain-lain dihadapan kalian, jangan mudah terpengaruh kawan.
Maaf agak kasar dan topiknya kearah yang dewasa ..
“999 kekurangan wanita masih bisa diterima pria, tapi ada satu kekurangan yang sulit diterima pria waras (atau bahkan tidak bisa diterima bagi pria tertentu), yaitu KEPERAWANAN yang terenggut SECARA SENGAJA sebelum wanita menikah (melakukan zina bersama mantan pacar, dan lain-lain), jika kamu perjaka sebelum menikah maka berhak menuntut, tapi jika kamu tidak perjaka lagi maka BERKACALAH.
Hanya wanita BODOH yang rela KEPERAWANANNYA hilang SECARA SENGAJA dan belum berstatus suami istri, dan begitupun sebaliknya untuk pria.Jangan malu berstatus KUPER atau JOMBLO, selagi kita masih dapat menjaga hawa nafsu maka itu jauh lebih baik daripada berstatus “MANTAN” (dalam tanda kutip).Jika kalian berpikir : kembali kepada diri masing-masing, maka saran saya Berwudhulah, mungkin ada bisikan syaitan dalam pikiran kalian”
Hal-hal yang demikian terjadi karena dimasa remaja belum terbentuknya jati diri yang kuat, sehingga lebih mudah terpengaruh oleh ajakan orang lain untuk melakukan hal-hal yang katanya gaul, keren, modern, dan lain sebagainya.
Selain itu juga pacaran dapat mempengaruhi emosi yang tidak stabil. Emosi dalam berpacaran inilah yang sebenarnya akan mempengaruhi bagian-bagian kehidupan kamu, seperti : pertemanan, pelajaran disekolah, hubungan Tuhan & Keluarga. banyak remaja yang ketika mempunyai masalah dengan pacarnya, akan melampiaskan emosinya dengan cara yang berbeda. Ada yang melampiaskannya dengan cara menyendiri sehingga tidak ingin ditemui oleh siapapun itu, namun ada juga yang melampiaskan emosinya secara terang-terangan dihadapan temannya, memberontak terhadap orangtua, merusak diri sendiri, kecewa kepada Tuhan, bahkan sampai ada yang bunuh diri.
Terkadang juga pacaran jadi ketergantungan buat orang tertentu, percaya atau tidak, kalian pasti sering menjumpai baik itu didunia nyata maupun maya, orang yang baru saja putus dengan pacarnya langsung membuka lowongan pendaftaran untuk menjadi pacar barunya. Saya kurang tau, apa motif dibalik kejadian ini. hahaha
Saya tidak melarang kalian untuk berpacaran di masa remaja, tetapi kawan perlu ketahui bahwa pacaran diumur berapa pun itu pasti mempunyai konsekuenisnya masing-masing. Dan semakin muda dia berpacaran semakin dia rentan dengan masalah, sakit hati dan dorongan seksual yang tak terkendali. Namun semakin dewasa seseorang mengambil keputusan untuk berpacaran maka dia akan semakin menjauh dari kemungkinan berpacaran kearah seperti yang saya paparkan diatas.
Orang yang membuat lelucon jones itu hanyalah orang-orang yang menginginkan kita agar tidak percaya pada diri kita sendiri. Terlihat keren itu bukan karena kalian memiliki pacar, kelihatannya saja yang bahagia padahal sebenarnya tidak.
Silahkan baca juga ya Mbah Gini, Lansia Yang Hidup Sebatang Kara, Siapkan Tisu Sebelum Membaca Cerita Ini
Terimakasih, Ganbatte Kudasai .. ^_^
No comments:
Post a Comment