--> Mbah Gini, Lansia Yang Hidup Sebatang Kara, Siapkan Tisu Sebelum Membaca Cerita Ini | Kuliah Online IT

Friday, March 18, 2016

Mbah Gini, Lansia Yang Hidup Sebatang Kara, Siapkan Tisu Sebelum Membaca Cerita Ini

| Friday, March 18, 2016

Assalamu'alaikum wr.wb ..
Mbah Gini, Lansia Yang Hidup Sebatang Kara
Mbah Gini Memasak Nasi
Mbah Gini adalah seseorang yang biasa berjualan sapu lidi di kampungnya Desa Sanankerto RT 11/RW 02, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. (Maaf alamat sengaja diperjelas, supaya pemerintah setempat sadar dengan kondisi warganya)


Sudah 10 (sepuluh) tahun mbah gini hidup seorang diri di sebuah bangunan tanpa penerangan (Listrik) dan tanpa bantuan dari pemerintah setempat. Sehari hari, mbah gini mencari daun kelapa untuk dijadikan sapu lidi yang akan dijualnya. Namun, sapu lidi tersebut akan laku jika ada seseorang yang memiliki belas kasihan dan membeli sapu lidi buatannya (Jarang Sekali).

Beliau tidur bersama dengan ayamnya di tempat tidur yang penuh dengan (maaf) kotoran ayam. Namun bagi beliau, itu sudah sangat nyaman sekali. Sehari hari Mbah Gini sudah terbiasa makan nasi saja tanpa lauk. Bahkan, seringkali beliau memakan nasi yang sudah berair dan basi.

Bahkan dari sumber yang didapat, ada yang menangis begitu melihat beliau memakan nasi basi yang sedikit bercampur dengan kotoran ayam begitu lahap.

Mbah Gini, Lansia Yang Hidup Sebatang Kara
Mbah Gini
Ketika ada yang bertanya "Mbah, anake sampeyan nangndi?" (Mbah, anak anda kemana?). Beliau tidak langsung menjawab pertanyaan itu, namun tangisanlah yang keluar.


"Aku wes 10 (Sepuluh) tahun luwih ora ditemoni anakku, nak. Anakku sik urip, omahe ndek sandinge Masjid Tiban" (Aku sudah lebih dari 10 (Sepuluh) tahun tidak dikunjungi oleh anakku, nak. Anakku masih hidup, rumahnya di sebelah Masjid Tiban)
Mbah Gini, Lansia Yang Hidup Sebatang Kara
Kondisi Rumah Mbah Gini

Mbah Gini, Lansia Yang Hidup Sebatang Kara
Kondisi Tempat Tidur Mbah Gini

Sekedar info, Masjid Tiban itu sangat dekat sekali dengan kediaman beliau, masih satu desa.

Begitulah sosok Mbah Gini yang selalu ditemani oleh ayam sebagai teman berbicaranya ketika hari telah gelap.


Kisah tersebut saya dapatkan disalah satu Fanspage FB tepatnya di FP Help and Care, jujur saja saya paling sensitif jika terdapat cerita yang membahas tentang seorang IBU. Ada begitu banyak tanggapan positif dari kisah Mbah Gini, hampir semua member menginginkan bahwa orang-orang seperti Mbah Gini lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah setempat dan masyarakat disekitarnya. 

Mbah Gini, Lansia Yang Hidup Sebatang Kara
Tanggapan Member Di FP Help and Care
 "Ya Allah aku janji kalau aku sukses nanti aku lebih perhatikan kehidupan orang yang seperti ini. Aamiin"

Mbah Gini, Lansia Yang Hidup Sebatang Kara
Tanggapan Member Di FP Help and Care

"Yang ada disekelilingnya kenapa tidak punya hati ?? apa salahnya yang dekat menyalurkan listrik, kenapa tidak ada yang mau berbagi"
"Ya Allah, Semoga Mbah Gini sehat selalu dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aaminn"

Mbah Gini, Lansia Yang Hidup Sebatang Kara
Tanggapan Member Di FP Help and Care

 "Tolong yang seperti ini dibantu, yayasan atau apa gitu didesanya harus membantu"

Ini adalah sedikit cerita dari keseharian mbah Gini Kondisi seperti ini bukan hanya di film saja tapi kondisi seperti ini memang benar adanya beruntung sekali jika masih ada orang yang peduli dengan sesama.

 “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki mahupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
"Siapa yang memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasannya dan baginya pahala yg mulia (QS. Al-hadiid 57:58)

"Janganlah kamu takut kepada kemiskinan karena membelanjakan harta di jalan Allah (QS.Al-Baqarah 2:245)

Baca juga ya  Alasan Kenapa Pacaran Disaat Remaja Itu Tidak Penting

Terimakasih, Ganbatte Kudasai ^_^

Related Posts

No comments:

Post a Comment