--> Motivasi || Pengalaman Kuliah : Belajar Dari Pengalaman | Kuliah Online IT

Monday, February 8, 2016

Motivasi || Pengalaman Kuliah : Belajar Dari Pengalaman

| Monday, February 8, 2016
Ogenki Desuka Minna .?

Pada artikel kali ini saya ingin berbagi pengalaman selama saya menjalani aktivitas perkuliahan di salah satu universitas swasta “Sucana dotkom” (nama kampus disamarkan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan), yup sebelum kita lanjut ke pengalaman pribadi saya, kenalkan nama saya Fisabilillah, siapapun yang ingin berbagi pengalaman semasa menjalani aktivitas perkuliahan, dapat mengirim ceritanya dalam bentuk document/word di alamat email ini : ardhi063@gmail.com , nantinya document yang minna kirimkan akan dijadikan artikel pada website ini, dan untuk minna yang sudah berpartisipasi berbagi pengalaman menariknya saya ucapkan banyak banyak terimakasih, arigato gozaimasu minna ^_^

Saya rasa cukup sekian pegenalannya, selanjutnya mari kita masuk pada bagian paling penting dari pengalaman pribadi saya, cerita ini dimulai ketika saya baru saja lulus dari SMK dan ingin melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya disalah satu universitas.

Pengalaman Kuliah
Belajar dari Pengalaman


Menarik ya melihat brosur pendaftaran Sucana dotkom beredar dimana-mana, flashback ke beberapa tahun yang lalu, saat itu tahun ajaran baru dan kebetulan pula ditahun yang sama saya baru saja menamatkan pendidikan SMA, ketika salah seorang temanku datang memperlihatkan brosur pendaftaran Sucana dotkom, kami berdua seketika tertarik untuk mendaftar. siapa yang tidak tertarik melihat fasilitas-fasilitas yang tertera dibrosur tersebut, lab jaringan, lab software, lab hardware, lab elektronika, perpustakaan, lab robotika, dan lain sebagainya. namun dalam keadaan asyik membaca sambil berkhayal, duuaarrrr pada saat itu juga shock seketika melihat biaya persemesternya yang hampir 2 juta, sedangkan setahu saya beberapa universitas terkenal di Kota ini biaya persemesternya masih kurang dari 1 juta saat itu terutama Universitas negeri paling terkenal dikota ini. sempat urung niat untuk mendaftar dan memilih universitas lain, tiba-tiba saja orangtuaku datang dan bertanya, nak jadi mau lanjut kuliah dimana?
Kurang tahu ni pak, masih belum kepikiran. jawabku spontan." bapak si maunya kamu ngambil jurusan komputer nak, soalnya teman bapak bilang jurusan komputer dimasa akan datang akan banyak dibutuhkan didunia kerja...kebetulan ni bapak bilang gitu, pikirku dalam hati." tapi yang jadi masalahnya adalah biaya yang kemahalan dan pada saat itu saya masih ragu memperlihatkan brosur yang sekarang berada ditanganku, mengingat bapak baru saja selesai bekerja dan mungkin masih dalam keadaan lelah. kalau kamu mau lanjut dimana? tanya bapak kepada temanku." rencananya di Sucana dotkom om, mau ambil jurusan komputer, jawab temanku polos." singkat cerita bapak menyarankan saya agar melanjutkan kuliahku disucana dotkom, wah senang ni (dalam hati lagi), tapi pak biayanya kemahalan, jawabku" masalah biaya kamu tidak usah pikirkan, bapak akan berusaha, jawab bapak dengan wajah tersenyum."

Beberapa tahun kemudian, saya difasilitasi laptop, modem, print, dan lain-lain demi memenuhi kebutuhan belajarku. padahal saya tidak memintanya, semakin banyak fasilitas yang diberikan kepadaku, semakin besar pula rasa bersalahku jika harapan orangtuaku tidak berjalan sesuai keinginannya.

2 tahun sudah saya kuliah disucana dotkom, senang rasanya melihat beberapa dosen yang sangat membantu dalam perkembangan ilmu yang selama ini saya dapatkan, mereka begitu ikhlas membagikan ilmu yang mereka miliki, namun ada beberapa dosen juga yang begitu mengecewakan, masuk sebulan sekali, ditambah lagi dengan sistem penilaian yang asal-asalan, kenapa saya katakan asal-asalan? Ya alasan utamanya karena bapak/ibu dosen tersebut jarang masuk untuk melaksanakan kewajibannya (mengajar) namun bagaimana mungkin bapak/ibu dosen tersebut dapat memberi nilai yang pantas hanya dari melihat tugas dan absen kehadiran mahasiswa? Alasan tidak masuknya sederhana, karena mereka mempunyai kesibukan diluar sana. Terus terang hal semacam ini sangat berpengaruh dengan keaktifan mahasiswa untuk mengikuti matakuliah. 


terkadang rasa malas terjadi karena seseorang sering kali dikecewakan oleh hal yang sama

sekali duakali bapak/ibu dosen tidak masuk kami masih maklumi, tapi kalau sudah berulang-ulang kali? kami juga masih bisa maklumi kalau saja sistem penilaiannya si adil." hihi just kidding, saat itu IPK ku 2,9 karena menjadi korban dari penilaian yang asal-asalan tadi, sementara dibeberapa dosen yang rajin masuk, nilai-nilaiku pasti A, minimal B.

Seiring dengan berjalannya waktu, dari semester ke semester saya makin bingung dengan sistem atau kurikulum yang ada disucana dotkom, mana yang harus saya dalami? jaringan? kami hanya diajarkan packet tracer, kami tidak pernah melihat langsung mana itu router, swicth, hub, dsb. program? saya bingung bahasa mana yang harus saya dalami, java? vb? delphi? php? karena matakuiah pemrograman disetiap semesternya selalu berubah-ubah. elektronika atau robotika? percuma punya lab elektronika/robotika tapi kami hanya mempelajari secara konsep saja dan tidak pernah langsung merangkainya menjadi sebuah alat dan alhasil setiap membuat project tentang sebuah alat elektronika atau robotika, kelompok kami selalu meminta bantuan dari orang lain,ups bukan hanya kelompok kami, mungkin juga mahasiswa dikelas kami saat itu.

Tidak ada yang salah dengan dosen pengajarnya, yang salah sebenarnya adalah sistemnya. kami bayar cukup mahal tapi hasilnya bisa dikatakan bahwa hanya lab software saja yang memenuhi standart. Namun lab jaringan, lab elektronika, fungsinya saat itu tidak berbeda dengan ruangan teori.  lebih parahnya lagi soal ujiannya, terkadang ada beberapa matakuliah yang bahkan titik komanya sama persis dengan soal-soal yang saya dapatkan dari google. tapi jujur saja sampai saat itu saya selalu positive thingking, saya selalu berpikir bahwa S.Kom diluar sana yang dikenali oleh masyarakat umum adalah seseorang yang menguasai apa saja tentang komputer, baik itu jaringan, website, program, elektronika dan lain sebagainya. padahal mereka tidak tahu kalau yang kami kuasai hanya dasar-dasarnya saja dan tidak berkelanjutan. saya juga selalu berpikir, jika ada pertanyaan dari masyarakat umum, setidaknya saya pernah tahu jawabannya walaupun hanya dasarnya saja seperti yang pernah saya pelajari dikampus dan bisa mempelajari lebih jauh dengan googling nantinya. saat itu IPK ku telah mencapai 3,0.

Setahun sebelum skripsi kami mendapatkan ujian yang begitu berat lagi, kami berpikir, saat itu telah mendekati ujian skripsi maka kami akan lebih santai dan dimudahkan dalam menghadapi matakuliah, awalnya saya berpikir hanya akan konsen ke matakuliah yang hanya membahas tentang skripsi dan proposal saja, namun harapanku tidak berjalan sesuai dengan apa yang saya pikirkan, masih ada beberapa matakuliah yang seharusnya lebih baik berada disemester 6 kebawah malah terdapat di semester akhir, kenapa harusnya berada disemester awal? ya saat itu banyak dari kami yang mengulang matakuliah tersebut? bisa dikatakan kaget dengan tugas-tugasnya, bukan karena kami bodoh, tapi seharusnya antara mahasiswa dan dosen harus mengerti kurikulum yang sucana dotkom terapkan, kami bukan superman, manusia serba bisa untuk berbagai bidang yang sangat lebar. kalau saja matakuliah tersebut berada disemester-semester sebelumnya, kami masih bisa mengulang dan memperdalam disemester berikutnya. namun apa hasilnya saat itu untuk kami? hanya 2 jalan, mengulang tahun depan dengan siapkan tambahan dana sebanyak 2 semester dan ketinggalan skripsi atau ambil SP yang bisa dibilang 1 matakuliah menghabiskan dana hampir 500ribu. kalau saja kesalahan sepenuhnya ada dikami, itu karena kebodohan kami, tapi yang jadi permasalahannya adalah sistem itu sendiri. tugas matakuliah yang begitu banyak dan tidak didukung dengan fasilitas untuk mengerjakan tugas itu sendiri.

Pada waktu itu tiba saatnya untuk saya ujian skripsi, dan pada akhirnya saya lulus dengan IPK 3.1 sebenarnya masih bisa naik lagi jika nilaiku dibeberapa matakuliah pada dosen yang malas masuk tadi tidak memberikan nilai asal-asalan dan nilai matakuliah didua semester akhir tidak mengecewakan karena konsentrasi kami yang terbagi. ya memang tidak sepenuhnya salah dari sistem tersebut, ada beberapa matakuliah yang memang sulit untuk saya kuasai seberapa giatpun saya belajar.

Lantas apa yang menjadi kesimpulan dari cerita diatas? sekarang saya masih kesulitan mencari kerja, mungkin kalian pembaca mengira karena saya bodoh, bukan itu yang jadi penyebabnya, saya selalu gagal dalam seleksi berkas. karena dengan IPK yang hanya 3,1 dan ditambah lagi Agreritas kampus yang masih dibawah standar. Jika IPK ku naik sedikit saja pasti akan dipertimbangkan walaupun dengan Aggreritas kampus tersebut. dan saya akan bisa lulus seleksi berkas, menurutku untuk seleksi berikutnya (ujian dan skill) saya percaya diri pasti lulus dan akan diterima dengan pengalaman dan ilmu yang saya miliki, namun masih banyak sistem didunia kerja yang mengutamakan seleksi berkas terlebih dahulu untuk bisa lolos ketahap selanjutnya.

Saran saya untuk pengurus Kampus? apa gunanya gedung mewah, matakuliah berkelas tapi tidak didukung dengan fasilitas yang memadai? kasihan dosen pengajarnya yang hanya menjelaskan secara konsep atau aplikasi simulator saja padahal sebenarnya harus dijelaskan secara praktek, seakan-akan kami dan dosen hanya menghayal kemana-mana. saya yakin jika dengan fasilitas yang memadai, dosen pengajar akan lebih semangat mengajarnya dan kami mahasiswa akan lebih fokus belajarnya.

Ada baiknya matakuliah di Semester VI & VII lebih di buat banyak pilihan. Terutama untuk membuka peluang bagi para spesialis yang ada diantara mahasiswa untuk membentuk diri-nya (matakuliah pilihan sesuai minat dan bakat mahasiswa).

Saran buat dosen yang masih malas-malasan masuk, mohon maaf ada baiknya “mengertilah” mungkin bapak/ibu sudah mengerti maksudnya. kasihan nama baik sucana dotkom diluar sana jadi jelek karena cerita-cerita negatif dari mahasiswa tertentu ke orang lain, dan hargailah tugas yang mahasiswa kerjakan, jangan hanya karena tugas yang menurut bapak/ibu tidak sesuai dengan kriteria penulisan yang ditentukan akan menjadi penghambat buat adik-adik saya untuk menghadapi kesemester berikutnya apalagi jika sampai menghambat dalam menghadapi ujian skripsi seperti pengalaman kami alumni sucana dotkom, mungkin sebagian dari mereka, ada yang rela sampai tidak tidur dalam mengerjakan tugasnya, karena beberapa alasan yang kita tidak akan pernah bisa mengerti, sama halnya dengan yang kami lakukan saat itu, tugas-tugas yang tidak diterima tanpa kita sadari akan menjadi beban mental juga buat mahasiswa itu sendiri, bisa dilihat dari ifilm 3 idiots? ckckck sampai rela tuh bunuh diri, mentalnya terganggu karena berpikir nilainya akan error dan juga memikirkan telah mengecewakan orangtuanya, padahal mahasiswanya sudah berusaha mengerjakan tugasnya.

Dan ada yang lupa ketika saya selesai diwisuda, saya lupa mengucapkan sesuatu yang sangat penting, maaf telat, terimakasih buat semua dosen yang telah membagikan ilmu serta pengalamannya selama 4 tahun masa pendidikan kami di sucana dotkom, semoga kabaikan bapak/ibu dosen mendapat berkah dari Tuhan yang maha ESA, kalau dalam Islam, menjadi amal jariyah (amal yang tidak pernah putus pahalanya).
Saran buat adik-adikku dan rekan-rekan semuanya, mulai dari sekarang belajarlah lebih giat lagi, jadilah mahasiswa yang kreatif dan berani mengkritik/memberi saran jika ada sistem yang masih mengganjal buat kalian, bukan seperti saya, biar tidak ada penyesalan nantinya. dan mulai sekarang tentukan mau jadi apa kalian ketika menamatkan kuliah sesuai dengan kurikulum disucana dotkom.

Apakah seorang generalis? Apakah seorang spesialis? Apakah seorang developer? Apakah seorang operator Atau administrator? Apakah seorang manager? Apakah seorang enterpreneur? Apakah seorang pekerja? Apakah seorang designer?

Tentukan pilihan kalian, berapa banyak biaya yang kita keluarkan? berapa lama waktu yang kita habiskan baik untuk menuntut ilmu dikampus maupun untuk mengerjakan tugas sampai begadang menunggu paket internetan midnight dari telkomsel, xl atau mentari?wkwkwk

Mohon maaf apabila ada kata-kata yang menyinggung minna, saya hanya menyampaikan sedikit yang pernah saya alami semenjak menjalani aktivitas perkuliahan, tidak ada maksud untuk menjelek-jelekan nama baik seseorang, pekerjaan maupun tempat tertentu. Jadilah pembaca yang cerdas. ^_^

Sekali lagi jika minna ingin berbagi pengalamannya, bisa mengirimkan file dalam bentuk dokument dialamat email ini ardhi063@gmail.com ..

terimakasih telah membaca artikel tentang Motivasi || Pengalaman Kuliah : Belajar Dari Pengalaman, baca juga artikel tentang  Sarjana Komputer Tidak Bisa Coding, Salah Siapa .? pada blog ini .. ^_^

Related Posts

2 comments:

  1. Klo ngeshare artikel
    Minna dapet adsense darii google dong
    Ane kan juga mau :-p

    Terima kiriman lalu di post .
    Tinggal
    Reply by ....

    Wkwkwk ... :-P

    ReplyDelete